Wednesday, May 14, 2014

PENAMBAHAN SARANA DAN FASILITAS MASJID

Proses Pembangunan
Alhamdulillah, KKD sudah usai pada 30 April 2014. Meski begitu, tim kami insya Allah akan melanjutkan program-program keislaman bersama masyarakat setempat. Untuk itu, dalam pelaksanaan KKD kami telah mengupayakan beberapa hal yang kami yakini akan sangat berguna dalam kelancaran program-program yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang. Entah siapapun pelaksananya, poin pentingnya adalah memperbaiki rumah Allah ta'ala untuk kenyamaanan hamba-hamba-Nya dalam segala aktifitasnya di sana.

Berikut beberapa sarana dan fasilitas yang tim kami tinggalkan sebagai warisan kegiatan KKD:

SARANA: 

1. Bangku-bangku belajar.

Bangku tak cukup, msih ada yang belajar dengan melantai
Sejak awal, memang tidak ada bangku di masjid tersebut. Pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga, kami hanya mengandalkan 6 bangku yang dibawa beberapa anggota tim kami (Dian dan Retno). Setelah pertemuan ketiga yang salah satu isinya adalah tausiyah dari Dian tentang Kedudukan Al-Qur'an, sebagai prolog untuk dilaksanakannya kegiatan Belajar Baca al-Qur'an (BBQ) pada pertemuan selanjutnya, tim pelaksana memutuskan untuk mengusahakan pengadaan bangku belajar secepatnya.

Pada Jumat, 28 Maret, Nesia, selaku PJ Perlengkapan, ke Bogor untuk membeli bangku yang direkomendasikan teman-teman tim pelaksana. Tepatnya di Tajur, tempat yang memproduksi tas lokal yang dikenal sebagai tas tajur. Ada 20 bangku yang dibeli, dengan kualitas yang menurut Dian, sangat bagus.

Meski begitu, pada perkembangannya, ternyata kebutuhan akan bangku dalam kegiatan-kegiatan di masjid, melebihi jumlah yang sudah ada. Pada pelaksanaan TPA di sore hari, khususnya, tampak masih ada anak-anak yang menulis di lantai. Hal ini menjadi agenda dalam program kelanjutan tim kami paska KKD.

Beberapa anggota tim pelaksana, yaitu Retno, Amalia dan Mira, ke Tajur lagi pada Senin, 12 Mei. Namun, ternyata bangku tersebut sudah habis persediaannya. Kami diminta menunggu selama dua bulan, karena pembuatan tidak bisa cepat, terkendala dengan cuaca yang tidak menentu.

2. Perpustakaan.

Perpustakaan, hanya untuk dibaca di masjid.
Meskipun tentang perpustakaan ini sudah disinggung dalam narasi hari ke-7, namun perlu kami tampilkan kembali di sini karena termasuk sarana yang turut melengkapi masjid.

Hanya dalam waktu dua pekan, lemari yang terdiri atas empat tingkat rak itu, sudah penuh. Sementara, sumbangan buku masih bertambah. Ustadz pembimbing, Ustadz Ali, memberikan solusi untuk meletakkan buku-buku yang paling tinggi di belakang, dan yang agak kecil di bagian depannya dengan posisi horizontal, sehingga menjadi dua shaf buku pada satu rak.

Tampak jamaah masjid sudah mulai mempergunakan perpustakaan. Anak-anak, remaja, bapak-bapak, beberapa terlihat sudah mengambil buku. Hanya boleh baca di tempat, untuk menghindari hilangnya buku karena dibawa pulang/keluar dari masjid.

3. Partisi ruang akhwat dan mukenah.

Menggunakan partisi
Sejak semula kami sudah merasa pentingnya mengadakan partisi ruang akhwat ini. Karena setiap kali shalat berjamaah terasa ada yang janggal dengan shalat tanpa pemisah dengan ikhwan. Demikian juga dalam beberapa aktifitas lain, kadang ada hal-hal di mana wanita membutuhkan ruang sekat tertutup.

Hal ini juga sempat dikemukakan oleh Tim Laznaz Amanah dari Takaful, rekan kami dalam sesi Layanan Kesehatan Gratis. Mereka menginginkan ruang pemeriksaan tertutup. Karena itulah, kami mengupayakan percepatan pengadaan partisi ini 4-5 hari sebelum pelayanan kesehatan itu dilangsungkan, yakni pada hari ke-7. Meskipun pada prakteknya kemudian proses pemeriksaan hanya mengambil tempat di teras masjid, pada kelanjutannya tampak jamaah juga merasakan manfaat adanya partisi ini.

Selain itu, juga ada penambahan mukenah dari saudara-saudara muslim di Kwitang, Jakarta Pusat, dan beberapa dari wilayah Bekasi. 

4. Perbaikan plang masjid.

Plang Masjid
Usul paling pertama tentang perbaikan plang masjid ini disuarakan oleh Ustadz Ali. Sebenarnya beberapa dari kami sudah merasakan hal yang sama, namun karena berpikir itu bukan wilayah yang patut kami ubah, kami membiarkannya. Setelah mengkomunikasikan dengan pihak DKM, mereka ternyata menyambut positif rencana perbaikan penampilan plang masjid itu.

Plang baru dipasang sehari sebelum penutupan, yaitu pada Selasa, 29 April.

5. Pemasangan cermin tikungan dan plang cermin. 

Usul untuk memasang cermin tikungan ini juga disuarakan oleh Ustadz Ali. Hal ini agar lebih banyak masyrakat luas yang merasakan warisan KKD, tidak mesti hanya dengan memasuki wilayah masjid saja.

Pemesanan cermin tikungan sempat menimbulkan kebingungan, karena ternyata tak banyak tempat yang menjualnya. Kami mendapatkan informasi ada dijual di Senen, dan dengan meminta bantuan famili salah satu anggota KKD, cermin yang diinginkan bisa didapatkan.

Selanjutnya adalah pemesanan tiangnya. Dipesan di tempat tukang besi, dan diantarkan serta dipasangkan di lokasi.

Cermin Tikungan
Adapun plang cerminnya, dipesan bersamaan dengan pemesanan plang masjid. Meski begitu, setelah sama-sama dilihat hasilnya pada hari penutupan, terasa ada yang kurang pas. Yakni, tulisan pada plang cermin terlalu besar, tidak seimbang dengan muatan informasi di dalamnya. Maka kami pun memutuskan untuk menggantinya, dengan menambahkan nama masjid juga agar masyarakat juga semakin merasa sama-sama memiliki sarana jalan umum tersebut. Agar juga merasa perlu merawatnya dalam jangka waktu yang lama.

FASILITAS (INFRASTRUKTUR)

1. Tempat wudhu wanita dan hammam

Pembangunan tempat wudhu dan hammam wanita
Selama kami melaksanakan KKD, aktifitas wudhu dan kebutuhan ke hammam terasa masih terkendala dengan sedikitnya tempat wudhu dan kondisi hammam yang kurang layak pakai, dan hanya satu. Seringkali akhwat harus berpapasan dengan ikhwan dalam penggunaannya.

Maka, dua pekan sebelum KKD berakhir, kami memutuskan untuk melakukan pembangunan keduanya.

Ternyata, pembangunan berjalan cukup lambat hingga melewati hari penutupan KKD. Tidak hanya itu, bahkan juga diperpanjang hingga 1,5 pekan, sehingga laporan KKD pun terhambat penyelesaiannya karena menunggu ketuntasan pembangunan.

2. Tempat wudhu pria. 

Tambahan Tempat Wudhu Pria
Selain itu, pihak DKM juga membuat tambahan tempat wudhu pria. Hal ini untuk mengantisipasi antrian wudhu saat shalat jumat.

Alhamdulillah, berkat bantuan banyak pihak, Masjid DKM Al-Ikhlas di Jatisampurna lebih siap untuk menerima jamaah melaksanakan berbagai kegiatan ibadah di dalamnya.###
 

No comments:

Post a Comment