Wednesday, April 30, 2014

HARI KE-8: Penutupan dan Bazar Murah

Penanggung Jawab Harian:
Selena Madini
----


Prosesi Penutupan
Rabu, 30 April 2014, adalah hari terakhir KKD kami.  Semua tim pelaksana berangkat segera setelah perkuliahan selesai dan tiba di lokasi lebih kurang pukul 9:30. Seperti biasa Nesia sudah tiba lebih awal untuk mempersiapkan segala perlengkapan kegiatan. Semua sudah langsung mengambil posnya masing-masing sesuai tugasnya. 

Persiapan Makan Siang Bersama
Registrasi telah siap dijaga Julia. Sementara Erna, Lia, Mira, Jumlia dan Dian segera menuju warung samping menggelar terpal dan menyusun baju layak pakai untuk kegiatan bazar.  Selena sebagai penanggung jawab harian memastikan semua sesuai rencana. 


Nanin mulai bersiap-siap untuk membawakan acara, Retno menyiapkan pidato sambutan. Tak kurang repotnya, ketua majelis taklim ibu-ibu Al-Ikhlas, Rohani, serta beberapa anak remaja dan ibu-ibu lainnya berdatangan membawa bakul dan baskom-baskom berisi makanan. Mereka memasaknya sejak jam 3 pagi untuk acara makan siang bersama. Masya Allah. 

"Gimana KKD di mata ibu-ibu?"
Tak lama kemudian, dosen pembimbing, Ustadz Ali Junnifar, yang dijadwalkan akan memberikan sambutan penutupan tiba. Lebih awal dari yang dijadwalkan, yakni pukul 10:45. Beliau menyempatkan diri melihat-lihat suasana dan persiapan-persiapan yang masih dilakukan tim pelaksana. Selain itu, Ustadz juga memberi perhatian pada perpustakaan mini yang sudah siap pakai, memberikan arahan pengaturan perpustakaan yang lebih baik, berbincang-bincang dengan warga, melihat kemajuan pembangunan dan perbaikan infrastruktur masjid.

Ketua DKM dan Dosen Pembimbing
Hari ini memang terasa ada yang berbeda dengan suasana masjid dibanding hari-hari sebelumnya. Ada beberapa perubahan pada fisik masjid, di antaranya papan nama yang sudah lebih baik. 

Cermin Tikungan
Juga ada cermin tikungan yang terpasang di perepatan jalan depan mesjid. Selain itu, meski belum selesai, dibangun juga tempat wudhu di luar mesjid untuk menampung jamaah Jumatan. Di sisi masjid lain, turut dibangun tembok yang membatasi tempat wudhu muslimah. Kesemua fasilitas baru yang sudah terlihat ini adalah sumbangan KKD kami kepada pihak mesjid setempat. 

Kesan dan Pesan
Sebelum acara dimulai, tim pelaksana meminta beberapa warga untuk menuliskan kesan dan pesan dalam lembaran yang telah disiapkan. Masukan dari warga diharapkan dapat menjadi bahan koreksi untuk tim pelaksana.  

Tilawah
Kegiatan penutupan yang dijadwalkan akan dimulai pukul 10:00, mundur menjadi pukul 10:20 karena masih menunggu warga lain. Acara dibuka dengan jumlah hadirin sekitar 50 orang. Dimulai dengan pembacaan A-Qur'an surat Al-Taubah: 90-92 oleh Ustadz Hidayatullah dan saritilawah oleh Tia, remaja mesjid.   

Sambutan Ketua DKM
Pada pukul 10.29, acara kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh ketua DKM, Rohadi. Pada kata sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur dan gembiranya atas kerja mahasiswa KKD selama ini dan merasa masih memerlukan bimbingan lebih jauh lagi.   

Sambutan Ketua KKD
Setelah Rohadi selesai, maka giliran ketua KKD, Retno, menyampaikan laporan dan kata sambutannya. Retno pada kesempatan ini sebelum menyampaikan kerja yang sudah dilakukan, berusaha mengingatkan kepada warga bahwa kelompok yang selama ini terlibat dalam KKD ini bukanlah atas nama warga Citra Gran yang sempat terlontar dari Pak Rohadi, namun KKD ini adalah atas nama STIU Darul Hikmah. Hal ini dimaksudkan agar warga kenal dengan keberadaan STIU Darul Hikmah dan dapat menjadikan STIU Darul Hikmah sebagai salah satu sarana pendidikan pilihan. 

Hal selanjutnya yang disampaikan pada kata sambutan oleh ketua KKD adalah kilas balik kerja yang telah dilakukan dan bantuan yang telah diberikan. Tak lupa ketua KKD juga menyampaikan maaf atas kemungkinan yang tidak menyenangkan selama ini. Retno kemudian menutup sambutan ini dengan membaca bismillah sebagai tanda diresmikannya penyerahan segala bantuan.

Sambutan Dosen Pembimbing
Acara sambutan terakhir ditutup oleh Ustadz Ali Junnifar, yaitu pukul 10:45 sesuai jadwal. Beliau memulai membuka sambutannya dengan cerita sahabat Abu Darba  yang merawikan hadits tentang keutamaan menuntut ilmu dan kemudian menggiring warga untuk mencontoh mahasiswa KKD yang walaupun bukan pada usia belajar umumnya namun masih semangat belajar. Ustadz kemudian menghimbau agar warga mau menuntut ilmu paling tidak bersemangat untuk menghadiri talim agar menjadi hamba yang diampuni.  

"Seberapa kenal?"
Sebelum Ustadz Ali menutup kata sambutannya, kami semua mahasiswa KKD diminta untuk tampil ke depan menghadap warga. Kami pun, yang kali ini kekurangan satu anggota yaitu Sari yang sedang sakit, kemudian berdiri di depan. Entah apa yang akan dilakukan Ustadz terhadap kami. 

Ternyata Ustadz  mengadakan dialog interaktif terhadap warga mengenai pengenalan baik dari warga terhadap kami, maupun kami terhadap warga. Satu persatu nama kami ditanyakan kepada warga apakah mereka kenal, dan juga ditanya mengenai apa tentang kami yang mereka kenal. Hasilnya adalah bahwa mereka lebih kenal terhadap ketua ketimbang yang lain, walaupun beberapa dari kami ada yang mereka kenal nama, suara dan kadang karakter. Namun satu hal yang menghibur adalah bahwa sebelumnya ketika ditanya apakah mereka senang dengan kedatangan kami, spontan mereka menjawab senang. Akhirnya sesi yang mengkhawatirkan inipun berlalu.

Bingkisan
Selanjutnya adalah pembacaan doa penutup oleh Ustadz Ali Junnifar. Setelah itu, tim pelaksana memberikan kenang-kenangan kepada ketua DKM, Pak Rohadi, yang sudah banyak membantu pelaksanaan KKD. Juga pada Bu Rohani, ketua majelis taklim ibu-ibu masjid Al-Ikhlas, dan pada Ustadzah Umi secara simbolis karena hari itu berhalangan hadir.  

Hidangan dari Warga.
Setelah semua acara selesai dan di tutup dengan doa pada pukul 11.30, Nanin selaku pembawa acara, mempersilahkan warga untuk menuju area bazar yang berlokasi di luar masjid, dan mempersilahkan Ustadz Ali, Pak Rohadi dan Ustadz Hidayatullah untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan. 

 Bazar Murah Meriah
Sementara Ustadz Ali dan pengurus mesjid menikmati hidangan, ibu-ibu langsung menyerbu lokasi bazaar. Suasana langsung terlihat seperti pasar kaget, semua memilih dengan semangat mengingat memang banyak pakaian yang masih dalam kondisi sangat baik. Dijual dengan harga sangat murah, yakni berkisar dari Rp 500, Rp. 1.000, Rp. 2.000, Rp. 5.000. 

"Ini bonekaku..."
Barang yang dijajakan tidak hanya pakaian, namun juga tas wanita, dan boneka. Karena boneka adalah barang langka, maka bonekalah yang terlebih dahulu habis. Barang selanjutnya yang cepat laris adalah gamis, disusul dengan pakaian wanita dan anak-anak. Ketika sudah mulai pukul 13.00 baju sudah mulai sedikit maka harga pun diturunkan menjadi Rp 1.000 untuk 5 potong. Ketika sudah waktu akan pulang, dan masih tersisa beberapa potong pakaian maka pakaisan yang tersisa ini pun diinfaqkan kepada siapa saja yang membutuhkan. 

Antusias Membeli
Ada sedikit catatan yang cukup mengharukan, ketika barang tersisia dengan harga Rp.1.000 untuk 5 potong, yaitu ketika beberapa penjaja yang lewat lokasi bazaar juga turun membeli, tukang sate langsung dengan gembira mengambil 5 potong untuk sholat dan jualan katanya. Begitu pula dengan tukang jaja sapu lidi. Sempat ada warga yang berujar, “kapan ada lagi”. Ada juga warga yang sengaja mengumpulkan pakaian untuk memberikan pada orang yang sering perlu pakaian. 

Sebagian ibu-ibu yang telah selesai belanja di lokasi bazar kembali ke mesjid untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan. Kami pun makan bersama dengan warga dalam suasana yang lebih santai. Sementara ibu-ibu yang lain masih sibuk di lokasi bazaar memilih-milih. Sehingga makan siang tidak sekaligus bersama-sama, namun bergantian. 

Akhirnya, pada pukul 13.30 kami pun berkemas-kemas pulang. Sebelum pulang kami sempatkan ke rumah Pak  RW 007 untuk pamit dan mengantarkan bingkisan. Namun, karena Pak RW dan istri tidak di tempat, kamipun memanfaatkan waktu sambil menuju kendaraan berputar melihat lokasi sekitar masjid. 

Terdapat banyak losmen ataupun kontrakan petakan yang menurut Retno, ketua KKD yang tinggal di seberang lokasi, juga Pak Rohadi, ketua DKM Al-Ikhlas, banyak dihuni wanita tunasusila dan berpraktek di beberapa bangunan sekitar masjid. Sungguh ini merupakan tantangan dakwah yang tidak mudah bagi siapapun yang akan meneruskan kegiatan KKD kami ini. Terbayang wajah ibu-ibu yang dengan antusias mendengarkan taklim selama ini serta anak-anak yang masih bersih dari pengaruh buruk.

Semoga Allah memberikan kekuatan bagi kita semua untuk tidak berhenti sampai di sini dalam berdakwah di sini dan di manapun sesuai kemampuan masing-masing agar kita semua termasuk orang yang dimudahkan hisabnya bahkan mungkin termasuk yang tidak dihisab. Amiiin ya Allah…###

No comments:

Post a Comment