Saturday, April 26, 2014

HARI KE-6: Taklim Umum: Menuju Keluarga Muslim, Keluarga Mandiri, Keluarga Bahagia

Penanggung Jawab Harian: Nanin Suryani
-------------


Pembawa Acara
Acara hari ini agak berbeda dengan yang sebelumnya, bisa dikatakan spesial karena bentuknya taklim umum dengan tema Menuju Keluarga Muslim, Keluarga Mandiri, Keluarga Bahagia, dengan pembicara KH. DR. Ahzami Samiun Jazuli. 

Undangan ke seluruh warga disebarkan sejak sepuluh hari sebelumnya, Rabu, 26 Maret, yakni pada hari ke-3 pelaksanaan KKD. Selain dengan dibagikan langsung ke warga yang hadir saat itu, undangan juga ditempelkan di mushollah dan masjid yang tersebar di RW 07, dengan bantuan DKM Al-Ikhlas. Selanjutnya, setelah berkoordinasi dengan warga khususnya ketua DKM, Rohadi, dan ketua majelis taklim ibu-ibu, Rohani,  tim pelaksana melakukan persiapan untuk menyambut jamaah sebanyak 250 orang. 

Kilas Balik KKD
Persiapan lain yang dilakukan sejak jauh-jauh hari dengan arahan dosen pembimbing, adalah konfirmasi dengan nara sumber, dan mempersiapkan teknis antar-jemput untuk meminimalkan hal-hal yang bisa menyebabkan acara terkendala.

Tim pelaksana bersiap-siap di lokasi satu jam sebelum acara dimulai. Untuk mengantisipasi kemungkinan nara sumber terlambat dihadirkan di lokasi, tim pelaksana menyiapkan sesi penayangan video foto, kilas balik kegiatan KKD selama lima kali pertemuan sebelumnya. Tata ruang juga diatur agak berbeda karena perkiraan warga yang hadir jauh berkali lipat dari pertemuan yang sudah-sudah. Di antaranya adalah disiapkan kipas angin di tiga titik, pojok kreasi anak dipindah ke lokasi yang agak lebih jauh dari tempat acara inti. 

Registrasi
Waktu shalat duhur tiba. Tim pelaksana beserta pengurus DKM melaksanakan shalat berjamaah. Selanjutnya, satu persatu warga berdatangan, disambut tim pelaksana di meja registrasi. Mayoritas mereka adalah ibu-ibu, remaja putri dan putra, namun tidak terlihat bapak-bapaknya kecuali yang memang bertugas sebagai panitia tambahan.

MC dan Tilawah
Pada pukul 12.35 acara dimulai dengan pembawa acara Rohadi.  Setelah itu acara dilanjutkan dengan tilawah Surat At-Tahrim ayat 1-6 oleh Nurrohman, pengajar remaja Masjid Al-Ikhlas.

Sementara itu, nara sumber, KH. DR. Ahzami Samiun Jazuli yang akrab disapa dengan Ustadz Ahzami, dikabarkan penjemput, Azhari, suami Nesia, sudah dalam perjalanan. 

Acara dilanjutkan dengan penampilan qosidah Remaja Al-Ikhlash selama 15 menit. Tim Pelaksana berkoordinasi dengan penjemput nara sumber, lalu memutuskan untuk mengisi acara selanjutnya dengan penayayangan video foto kilas balik lima pertemuan KKD oleh Nesia. Pada tayangan pertemuan ketiga, tepat pada pukul 13:05, Ustadz Ahzami yang ditunggu-tunggu tiba. Penayangan video dihentikan karena Ustadz segera shalat tahiyatul masjid, sementara tim melakukan persiapan tambahan untuk masuk ke acara inti. 

Ustadz Ahzami tiba di lokasi
Sebagai pendahuluan, pembawa acara membacakan biografi singkat Ustadz Ahzami. Lahir di Pati, Jawa Tengah, 1962. Menimba ilmu S1-S3 di Universitas Muhammad Ibnu Saud di Riyadh, Arab Saudi. Memiliki 10 orang putra-putri, mengajar di program paca sarjana UIN - Jakarta, juga sebagai ketua pengurus harian pondok pesantren Darul Hikmah, Bekasi. Di antara karya tulisnya adalah Menjelajah Kehidupan dalam Al-Qur'an dan Hijrah.

 Ustadz Ahzami mengawali ceramahnya dengan membaca Q.S. Al-Furqan ayat 74:

 وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً -٧٤ 

Artinya: "Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Ustadz memberikan taujih bahwa Allah سبحانه وتعالى telah memberikan acuan dalam hidup berumah tangga, yakni:
 
Taklim Umum bersama KH. DR. Ahzami S. Jazuli
    Wahdatul Masdar (kesatuan referensi kehidupan)

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah untuk manusia agar bisa hidup bahagia didunia bukan untuk menyusahkan, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Thoha 1-2: 

طه -١- مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى -٢- 

Artinya: "Thā Hā. Kami tidak Menurunkan al-Quran ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah;"
Suami istri harus berpedoman kepada Al-Qur’an dan mencontoh rumah tangga para nabi dan rasul. Meski demikian, masih banyak dari ummat Islam yang lebih tahu tentang rumah tangga para selebritis daripada rumah tangga para nabi, rasul dan para sahabat رضي الله عنه .


Warga Antusias Menyimak
Wahdatul Ghoyah (kesatuan tujuan)

Sebagaimana tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah ta'ala ( surat Adz- Dzariyat : 56). Suami dan istri harus mempunyai tujuan yang sama agar rumah tangga bahagia.

Imam Hasan Al-Basri ketika ditanya apa tandanya keluarga yang bahagia? Beliau menjawab bahwa tandanya adalah ketika suami dan anak-anak rajin ibadah. 
Jika tujuan berbeda, maka rumah tangga tidak akan langgeng.

Selain itu, tujuan berumah tangga adalah untuk menegakkan aturan-aturan Allah سبحانه وتعالى seperti dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah :229-230. 

الطَّلاَقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ وَلاَ يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَأْخُذُواْ مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئاً إِلاَّ أَن يَخَافَا أَلاَّ يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ تِلْكَ حُدُودُ اللّهِ فَلاَ تَعْتَدُوهَا وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللّهِ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ -٢٢٩- فَإِن طَلَّقَهَا فَلاَ تَحِلُّ لَهُ مِن بَعْدُ حَتَّىَ تَنكِحَ زَوْجاً غَيْرَهُ فَإِن طَلَّقَهَا فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَن يَتَرَاجَعَا إِن ظَنَّا أَن يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ وَتِلْكَ حُدُودُ اللّهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ -٢٣٠- 

Artinya: 
Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali. (Setelah itu suami dapat) menahan dengan baik, atau melepaskan dengan baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali keduanya (suami dan istri) khawatir tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu (wali) khawatir bahwa keduanya tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah, maka keduanya tidak berdosa atas bayaran yang (harus) diberikan (oleh istri) untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang zalim. 

Kemudian jika dia menceraikannya (setelah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya sebelum dia menikah dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (suami pertama dan bekas istri) untuk menikah kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah ketentuan-ketentuan Allah yang Diterangkan-Nya kepada orang-orang yang berpengetahuan.
Suami bekerja mencari rizki yang halal dan istri di rumah menjaga kehormatan keluarga.

Menjadikan Rumah sebagai Tempat Rekreasi 

Menjadikan rumah sebagai tempat pulang, tempat berekreasi yang menyenangkan. Sehingga, semua anggota keluarga merasa nyaman berada di rumah sehingga tidak mencari kesenangan di tempat lain.

"Agar Rumah menjadi Surga..."
Lebih lanjut, Ustadz memberikan beberapa arahan bagaimana untuk mewujudkan slogan Baiti Jannati. Di antaranya adalah:

Pertama, suami hendaknya menjadi orang yang terbaik dalam keluarga, ia harus memiliki kelebihan dibandingkan istrinya. Kedua, jika timbul masalah atau pertengkaran, maka tidak boleh membiarkan kekeruhan itu berlanjut hingga lebih dari tiga hari. Ketiga, mengingat bahwa setiap kali ada perselisihan, yang terbaik adalah pihak yang lebih dulu mengembalikan suasana damai.

Membentuk Keluarga Mandiri

Suami bertanggungjawab pada keluarga dan mampu menafkahi mereka tanpa tergantung pada orang tua sebagaimana dalam surat At-Taubah ayat 105. Mampu mendidik anak-anak untuk bekerja mencari nafkah. 

Meneladani Manusia-Manusia Terbaik
 
Mempelajari kehidupan rumah tangga orang-orang sholeh dan menjadikannya sebagai cermin dalam berkeluarga. Wallahu a’lam

Hadiah bagi yang menjawab
Usai memberikan taujih selama 45 menit, Ustadz Ahzami menutup taklim dengan kembali menyebutkan Q.S. Al-Furqan: 83 yang mengandung doa. Ustadz mengatakan, jika doa sudah dibacakan lagi, itu pertanda acara sudah selesai. Ustadz pun segera meninggalkan podium, tanpa sesi tanya-jawab. 

Acara dilanjutkan dengan  penampilan qasidah remaja masjid At-Taubah. Setelah itu acara tanya-jawab dari Tim Pelaksana kepada warga yang berhadiah kenang-kenangan. Pertanyaannya seputar isi ceramah Ustadz Ahzami. Para peserta yang terdiri dari remaja putri dan ibu-ibu antusias berlomba-lomba menjawab pertanyaan. Wajah-wajah ceria tampak menyengarkan suasana siang menjelang sore saat itu. Tanya jawab berakhir pada pukul 14:30.

Qasidah Remaja Masjid
Dan untuk melengkapi suasana gembira, ketua DKM, Rohadi, kembali meminta remaja masjid Al-Ikhlas untuk memberikan suguhan qasidah sekali lagi. 

Untuk menambah kemantapan tausiyah hari itu, tim pelaksana menayangkan sebuah video singkat tentang rumaha tangga muslim sejati, berdurasi tujuh menit. 

Sementara itu, sebagaimana di pertemuan sebelumnya, anak-anak asyik bermain bersama di pojok kreasi anak. Alat gambar, beberapa mainan seperti puzzle, menambah keceriaan mereka. Pelataran masjid yang luas itu terasa hidup dengan tingkah dan tawa mereka. 

Kreatifitas Anak-Anak
Masih tersisa waktu sebelum masuk waktu ashar, Ernawati mengisi dengan memberikan pengumuman dan pengarahan tentang rencana pertemuan hari ke-7, di mana salah satu acara utamanya adalah diselenggarakannya berbagai macam lomba untuk anak-anak dan remaja. Hari itu juga, beberapa peserta sudah langsung mendaftarkan dirinya. 

Selesai sudah rangkaian acara itu, Rohadi menutup dengan doa kafaratul majelis. Alhamdulillah jamaah yang hadir tercatat 108 orang.
 

No comments:

Post a Comment