Friday, March 21, 2014

HARI KE-2: Tausiyyah: "Pentingnya Waktu" dan Pelatihan Membuat Bros

Bros dari pita dan kain perca
Penanggung Jawab Harian: 
Amalia Rubianti

-------------------------------------------

Jam menunjukkan pukul 09.55 saat kami tiba di lokasi KKD. Senyum lega terkembang saat kami memasuki pelataran masjid. Ya, kurang 5 menit lagi acara harus dimulai. 

Tim pelaksana menyematkan papan nama dan mengambil posisinya masing-masing. Ada yang bertugas di meja registrasi, pembawa acara dan pengisi utama mengambil tempat di bagian terdepan, juru potret menyiapkan kamera, juru tulis dengan papan jalannya, sementara sound-system dan peralatan yang diperlukan juga disiapkan. 

Ustadzah Erna, Pembawa Acara
 Usai mengisi daftar hadir di pelataran masjid, jamaah yang terdiri dari ibu-ibu, remaja putri dan anak-anak, satu persatu persatu memasuki bagian dalam masjid. Rangkaian acara dibuka oleh Erna, yang bertugas sebagai master of ceremony hari itu. Sebagai permulaan, seluruh hadirin bersama-sama melantunkan Al-Fatihah. Acara kemudian dilanjutkan dengan tausiyah yang dibawakan oleh Julia


Tema tausiyah yang diangkat kali ini berangkat dari kandungan isi Q.S. Al Ashr: Nilai Waktu dalam Kehidupan Orang Beriman.   

Julia mengawali dengan mengajak jamaah melantunkan Q.S. Al-Ashr. Lalu dilanjutkan dengan uraian kandungan isi surat. 

Ustadzah Julia
Q.S. Al-Ashr adalah surat yang agung, lafadznya singkat tapi mengandung makna yang dalam dan luas. Ia menghimpun segala kebaikan dunia dan akhirat. Sampai-sampai Imam Syafi’i berkata: ‘Jika seandainya Allah subhanahu wa ta’ala tidak menurunkan hujjah kecuali surat ini kepada hamba-hamba-Nya, niscaya sudah cukuplah bagi mereka”. 

وَالْعَصْرِ -١-

Demi masa. 

Allah سبحانه وتعالى mengawali surat ini dengan sumpah untuk menguatkan berita yang akan disampaikan. Yang dijadikan sumpah adalah waktu ashar, waktu di penghujung yang sebentar lagi akan pergi.


إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ -٢-

Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. 

Seluruh manusia, siapapun dia: tua, muda, miskin, kaya. Karena tabiat waktu adalah tidak bisa terulang lagi. Supaya terhindar dari kerugian Allah  سبحانه وتعالى  memberikan resepnya:


إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ -٣-

Kecuali orang yang beriman dan beramal shalih, saling berpesan dalam kebenaran dan saling berpesan dalam kesabaran. 

"...pentingnya waktu..."
Orang yang beriman meyakini bahwa hidup ini adalah atas kehendak Allah سبحانه وتعالى, bahwa ia datang ke dunia ini hanya sementara waktu saja, ia datang dan akan kembali pada Allah سبحانه وتعالى. Iman saja tidak cukup, harus mengamalkan kebenaran dengan cara beramal dengan amal yang shalih, baik, benar dan tepat. Karena itu iman dan amal shalih senantiasa bergandengan. 

Untuk mencapai kesempurnaan hidup kita tidak bisa baik sendiri, pintar sendiri tapi harus bermasyarakat. Mengajak saudara-saudaranya untuk sama-sama beriman, sama-sama menjadi orang baik, sama-sama menjadi orang yang selamat. 

Hadiah untuk peserta
Dan yang menjadi pamungkas dan kunci keberhasilan adalah saling berpesan dalam kesabaran. Karena kita berhadapan dengan dengan berbagai sifat manusia. Dan tiadalah kesabaran kecuali dengan pertolongan Allah سبحانه وتعالى . Karena itu kedekatan dengan Allah سبحانه وتعالى menjadi kunci keberhasilan orang beriman. Dan hanya orang-orang yang sabar saja yang mampu menolak keburukan dengan kebaikan. Demikianlah bu Julia mengakhiri tausiyahnya.


Selanjutnya sesi tanya jawab, seorang jamaah, remaja putri bertanya. Setelah  Julia menjawab, beliau ganti bertanya dan dijawab, lagi-lag,i oleh seorang jamaah dari remaja putri. Dua hadiah diserahkan untuk Tia dan Indah.

bros kain perca
Acara selanjutnya adalah keterampilan membuat bros. Selain menyalurkan hobi kegiatan ini pun dapat menambah penghasilan dan jika dikaitkan dengan tausiyah yang disampaikan Julia, membuat bros menjadi salah satu kegiatan positif untuk mengisi waktu dengan melakukan hal yang bermanfaat, bahkan bisa jadi alternatif untuk menambah penghasilan.


Jumlia menerangkan cara membuat bros dari kain perca sambil menanyakan apa itu kain perca? Kebanyakan jamaah tidak mengetahui apa itu kain perca, kemudian Jumlia menjelaskan bahwa kain perca adalah sisa-sisa bahan jahitan yang tidak terpakai.  "...kita berusaha memanfaatkan barang yang terbuang atau tidak terpakai menjadi barang yang bernilai guna atau berdaya jual. Penggunaannya tidak hanya untuk bros tapi bisa sebagai bando atau asesoris baju. Pemasarannya bisa ke toko asesoris, teman-teman pengajian atau teman sekolah..." tutur Jumlia.
biaya murah


Jika menggunakan bahan dasar kain perca tidak membutuhkan banyak modal, membuat bros dengan bahan dasar pita membutuhkan modal Rp 2.700 dan dapat dijual Rp 5.000 setiap brosnya, papar Lia. Kemudian jamaah dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama di sayap kanan dipandu oleh Jumlia dan di sayap kiri dipandu oleh Lia.


warga antusias belajar
Jamaah asyik dengan kegiatan menggunting, menjahit, menempel dan
jadilah sebuah bros. Beberapa anak sangat antusias, ada yang menyelesaikan 3 buah bros dalam waktu singkat. Kemudian dipasang dikerudungnya. 

Setelah menyelesaikan bros dengan bahan dasar pita kemudian beralih ke pembuatan bros dengan bahan dasar kain perca. Sekali pertemuan ada keterampilan dengan 2 bahan dasar yang berbeda dapat dikuasai, itulah harapannya. 

Menjelang waktu dzuhur jamaah berpindah tempat ke pelataran masjid, setelah adzan berkumandang, sebagian bergegas melaksanakan sholat dzuhur sebagian lagi menyelesaikan
Tim Pelaksana dan Warga
bros pertamanya. 



Matahari telah condong ke barat, Erna sebagai pembawa acara menutup kegiatan KKD hari kedua dengan ucapan terima kasih kepada jamaah dan diakhiri dengan sama-sama membaca doa kafaratul majelis.###

No comments:

Post a Comment