Wednesday, March 19, 2014

HARI KE-1: PEMBUKAAN

Tim Pelaksana dan Warga
Penanggung Jawab Harian:
Retno Wulansari dan Nesia Andriana

----

Perubahan perkiraan lokasi yang tiba-tiba, membuat kami berpikir ulang tentang susunan tim pelaksana. Seyogyanya, yang menjadi ketua adalah yang paling dekat dan paling mengetahui wilayah tersebut. Meski begitu, perubahan susunan tim baru bisa dirumuskan enam hari kemudian, yakni Selasa (11/3). Sebagian rencana yang muncul sebelumnya, termentahkan kembali pada rapat di hari Selasa itu. Rencana pembukaan yang sedianya Rabu (12/3), setelah mempertimbangkan banyak hal, diundur menjadi Ahad (16/3).

Penggalangan dana juga sudah dimulai, dari swasembada tim pelaksana, juga dengan mencari dana dari luar. Spanduk dirancang dadakan, dengan skill yang bisa dikatakan hampir nol pada awalnya. Selain itu, daftar undangan beserta surat undangan, surat izin pemuka setempat yang dilengkapi tanda tangan dan stempel, name-tag tim pelaksana, kesepatakan seragam pelaksana, souvenir, snack, susunan acara, semua harus dituntaskan dalam waktu empat hari.

Jumat. Dua hari menjelag hari pembukaan, kami baru menyadari bahwa akan dibutuhkan spanduk lagi untuk dokumentasi di lokasi acara. Awalnya, sepasang spanduk yang sudah jadi akan dipasang terpisah. Satu bagian di luar dan satu bagian di dalam masjid. Konsep ini kurang bagus, karena informasi yang dimuat di masing-masing spanduk itu berbeda. Maka, sepasang spanduk baru perlu dibuat lagi, dan harus sudah terpasang dengan baik di lokasi pada hari Sabtu. Hal ini lantaran pada Ahad pagi, hari pelaksanaan acara, seluruh anggota tim hampir tak memungkinkan untuk berada lebih dini di lokasi.

Sound-system masjid belum diperiksa. Padahal, fungsinya sangat vital dalam setiap pelaksanaan acara. Mengantisipasi kemungkinan bermasalah, tim pelaksana menyiapkan satu set sound-system cadangan.

Registrasi
Ahad. Jam sudah menunjukkan pukul 11:50, namun suasana masjid masih sangat sepi. Sebagian karpet sudah digelar di ruangan yang disepakati sebagai tempat acara, meski masih berbeda dengan konsep yang sudah dirapatkan. Pukul 12:30, tiga pelaksana yang membawa snack sudah tiba. Menyusul kemudian, 6 orang pada pukul 12:50. Sementara masjid sudah sangat ramai dengan tamu-tamu, yang mayoritas ibu-ibu dan remaja putri.

Tilawah dan Sari Tilawah
Alunan puji-pujian kepada Rasulullah shallallah 'alaihi wa sallam masih dikumandangkan ibu-ibu majelis taklim, sementara registrasi mulai berlangsung. Tata ruang diperbaiki. Ibu-ibu diminta bergabung dengan remaja di bagian luar masjid. Pada pukul sekitar13:45, acara dibuka dengan MC dadakan, Selena.

Acara pertama setelah dibuka oleh MC adalah pembacaan Q.S. Adh-Dhuha dan terjemahannya oleh remaja masjid Al-Ikhlas. Menggantikan petugas yang sebelumnya sudah disepakati dalam
dua kali rapat.

Ketua Majelis Ta'lim Citra Gran

Sementara itu, tim pelaksana mendapat kabar bahwa perwakilan dari pihak kampus kemungkinan baru akan tiba di lokasi sekitar satu jam kemudian, dikarenakan kondisi jalan yang cukup macet. Untuk menyiasati perubahan, tim pelaksana meminta agar ketua tim berimprovisasi lebih panjang pada saat sambutan dan perkenalan. Selain itu, kehadiran ketua majelis taklim Citra Gran, Laily, juga kami lirik sebagai alternatif solusi nantinya. 

Marawis - Qasidah  Masjid Al-Ikhlas
Acara selanjutnya adalah pertunjukan marawis dan qasidah oleh remaja masjid Al-Ikhlas. Berseragam pink-hijau dipandu Ustadz Rohman, mereka meriahkan suasana. Erick, sang penabuh gendang, adalah seorang anak yang beranjak remaja yang sangat malu untuk difoto. Setiap kali sadar kamera diarahkan kepadanya, ia menoleh menyembunyikan senyum tak tertahankannya.

Usai marawis, semestinya ketua RW 07, Atam S., yang memberikan sambutan. Namun, karena tidak hadir, acara dilanjutkan degan sambutan dan perkenalan dari tim pelaksana, yang diwakili ketua, Retno Wulansari.  Di antara hal yang disampaikan adalah, seputar maksud dan tujuan kegiatan, rencana program-program kegiatan, dilanjutkan dengan memperkenalkan satu persatu tim pelaksana dengan penyampaian yang interaktif dan sangat menarik. Para hadirin juga tampak antusias, dan terkesan cukup menaruh harapan dengan program-program yang ditawarkan. Apakah benar demikian adanya, akan terbuktikan di tujuh pertemuan berikutnya.

Sambutan Ketua
Tak terasa, sambutan dan perkenalan tim pelaksana cukup panjang. MC lalu mempersilakan ketua DKM untuk menyampaikan sambutannya. Rohadi Rohimullah menyampaikan agar warga sedapat mungkin memanfaatkan kesempatan dalam kegiatan-kegiatan KKD ini. Beliau mengingatkan bahwa sulit mendapatkan pengajaran gratis di luar sana, tapi dalam kegiatan ini, ilmu itu datang sendiri secara gratis. Kesempatan silaturrahim dengan para pelaksana hendaknya tidak disia-siakan. Meski bisa berkunjung ke rumah masing-masing, belum tentu bisa bertemu karena setiap orang sangat sibuk pada zaman sekarang ini.

Sambutan dari ketua DKM singkat dan padat. MC lalu mempersilakan ketua majelis taklim Citra Gran, Laily, menyampaikan salam perkenalannya kepada warga yang memang tak asing dengan kegiatan-kegiatan di masjid Citra Gran. Menurut Laily, kegiatan bakti sosial juga pernah diadakan dengan melibatkan warga setempat. Laily menekankan pentingnya membangun silaturahim yang lebih erat antara warga Citra Gran dan warga setempat mengingat lokasi yang sangat berdekatan.

"...tuntutlah ilmu..."
Sementara itu, tim masih menanti tibanya perwakilan dari kampus. MC kembali diminta untuk mempersilakan salah satu anggota tim untuk menyampaikan tausiyah. Pilihan jatuh pada anggota yang paling senior, Julia Ahadyah. Tampil dengan semangat yang selalu tetap muda, beliau mengingatkan bahwa aktifitas belajar adalah aktifitas yang tak pernah mengenal kata terlambat. Belajar adalah proses berkelanjutan yang seharusnya terus-menerus berlangsung dalam kehidupan setiap muslim hingga akhir hayat.

Tak lama kemudian, perwakilan dari kampus tiba. Julia mengakhiri tausiyahnya. Untuk memberi jeda pada perwakilan kampus yang baru tiba, tim pelaksana meminta MC mempersilakan tokoh masyarakat setempat, yang akrab disapa dengan panggilan Bapak Nasir, untuk menyapaikan sepatah-dua kata. Selain itu juga karena diharapkan bisa menggantikan sambutan yang sedianya disampaikan ketua RW yang berhalangan hadir. Bapak Nasir adalah ketua RW periode sebelumnya. Namun, rupanya, Bapak Nasir tak memiliki sesuatu untuk disampaikan dan mempersilakan agar acara dilanjutkan. MC kemudian mempersilakan perwakilan dari kampus, yang sekaligus dosen pembimbing KKD untuk menyampaikan sambutan sekaligus membuka secara resmi program KKD.

Sambutan Dosen Pembimbing
Dalam sambutannya, dosen yang akrab disapa dengan panggilan Ustadz Ali,  mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga setempat yang telah berkenan menerima tim pelaksana untuk melangsungkan KKD di wilayah mereka. Lebih lanjut, Ustadz Ali menguraikan tentang urgensi KKD. Salah satunya adalah sebagai medan untuk menguji ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada mahasiswa selama tujuh semester sebelumnya. Baiknya seorang mahasiswa di kampus, di ruang kelas, tidak menjamin apakah mahasiswa tersebut juga bisa tetap baik saat berbaur di tengah masyarakat dengan segala tantangannya.

Bingkisan
Di sisi lain, Ustadz Ali juga berpesan kepada warga agar tidak menerima begitu saja apa yang disampaikan para mahasiswa. Warga dihimbau untuk mengkritisi, bahkan dipersilakan untuk menguji para mahasiswa. Jika ditemukan kekeliruan, maka warga diminta untuk tidak sugkan-sungkan melapor ke kampus. 

Setelah menyampaikan sambutan, Ustadz Ali pun dengan resmi membuka rangkaian kegiatan KKD STIU Darul Hikmah Angkatan ke-8 hari itu.

Acara dilanjutkan dengan pemberian bingkisan kepada segenap pemuka masyarakat yang hadir. Khusus ketua RT 02 dan RT 03, diwakili dengan pihak keluarga yang hadir, di mana bingkisan diserahkan oleh anggota tim paling senior, Julia Ahadyah. Tak lupa, bingkisan juga diberikan kepada remaja putri dan putra yang telah memeriahkan acara dengan penampilan marawis dan qasidahan mereka. Dan untuk menghidupkan kembali suasana, sekali lagi mereka dipersilakan untuk tampil.
Doa Penutup

Akhirnya, rangkaian acara tiba pada penghujungnya. Ustadz Samian, Imam Masjid Al-Ikhlas, dipersilakan untuk memimpin pembacaan doa penutup.

Beberapa saat setelah itu, azan Ashar pun berkumandang. Ibu-ibu warga setempat masih ada acara kunjungan ke rumah warga Karenanya, tim pelaksana terlebih dulu menyempatkan foto bersama, yang kemudian juga diikuti dengan foto bersama para remaja. Sementara para hadirin muslim sudah terlebih dulu melaksanakan shalat ashar berjamaah. Usai tamu-tamu pulang, tim pelaksana shalat baru kemudian menunaikan shalat berjamaah dan membereskan ruangan.

Sebelum meninggalkan lokasi, Ustadz Ali menyempatkan untuk berbincang-bincang sejenak dengan tim pelaksana dan memberikan arahan-arahan pelaksanaan selanjutnya. ###

No comments:

Post a Comment