Wednesday, April 30, 2014

HARI KE-8: Penutupan dan Bazar Murah

Penanggung Jawab Harian:
Selena Madini
----


Prosesi Penutupan
Rabu, 30 April 2014, adalah hari terakhir KKD kami.  Semua tim pelaksana berangkat segera setelah perkuliahan selesai dan tiba di lokasi lebih kurang pukul 9:30. Seperti biasa Nesia sudah tiba lebih awal untuk mempersiapkan segala perlengkapan kegiatan. Semua sudah langsung mengambil posnya masing-masing sesuai tugasnya. 

Persiapan Makan Siang Bersama
Registrasi telah siap dijaga Julia. Sementara Erna, Lia, Mira, Jumlia dan Dian segera menuju warung samping menggelar terpal dan menyusun baju layak pakai untuk kegiatan bazar.  Selena sebagai penanggung jawab harian memastikan semua sesuai rencana. 


Nanin mulai bersiap-siap untuk membawakan acara, Retno menyiapkan pidato sambutan. Tak kurang repotnya, ketua majelis taklim ibu-ibu Al-Ikhlas, Rohani, serta beberapa anak remaja dan ibu-ibu lainnya berdatangan membawa bakul dan baskom-baskom berisi makanan. Mereka memasaknya sejak jam 3 pagi untuk acara makan siang bersama. Masya Allah. 

"Gimana KKD di mata ibu-ibu?"
Tak lama kemudian, dosen pembimbing, Ustadz Ali Junnifar, yang dijadwalkan akan memberikan sambutan penutupan tiba. Lebih awal dari yang dijadwalkan, yakni pukul 10:45. Beliau menyempatkan diri melihat-lihat suasana dan persiapan-persiapan yang masih dilakukan tim pelaksana. Selain itu, Ustadz juga memberi perhatian pada perpustakaan mini yang sudah siap pakai, memberikan arahan pengaturan perpustakaan yang lebih baik, berbincang-bincang dengan warga, melihat kemajuan pembangunan dan perbaikan infrastruktur masjid.

Ketua DKM dan Dosen Pembimbing
Hari ini memang terasa ada yang berbeda dengan suasana masjid dibanding hari-hari sebelumnya. Ada beberapa perubahan pada fisik masjid, di antaranya papan nama yang sudah lebih baik. 

Cermin Tikungan
Juga ada cermin tikungan yang terpasang di perepatan jalan depan mesjid. Selain itu, meski belum selesai, dibangun juga tempat wudhu di luar mesjid untuk menampung jamaah Jumatan. Di sisi masjid lain, turut dibangun tembok yang membatasi tempat wudhu muslimah. Kesemua fasilitas baru yang sudah terlihat ini adalah sumbangan KKD kami kepada pihak mesjid setempat. 

Kesan dan Pesan
Sebelum acara dimulai, tim pelaksana meminta beberapa warga untuk menuliskan kesan dan pesan dalam lembaran yang telah disiapkan. Masukan dari warga diharapkan dapat menjadi bahan koreksi untuk tim pelaksana.  

Tilawah
Kegiatan penutupan yang dijadwalkan akan dimulai pukul 10:00, mundur menjadi pukul 10:20 karena masih menunggu warga lain. Acara dibuka dengan jumlah hadirin sekitar 50 orang. Dimulai dengan pembacaan A-Qur'an surat Al-Taubah: 90-92 oleh Ustadz Hidayatullah dan saritilawah oleh Tia, remaja mesjid.   

Sambutan Ketua DKM
Pada pukul 10.29, acara kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh ketua DKM, Rohadi. Pada kata sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur dan gembiranya atas kerja mahasiswa KKD selama ini dan merasa masih memerlukan bimbingan lebih jauh lagi.   

Sambutan Ketua KKD
Setelah Rohadi selesai, maka giliran ketua KKD, Retno, menyampaikan laporan dan kata sambutannya. Retno pada kesempatan ini sebelum menyampaikan kerja yang sudah dilakukan, berusaha mengingatkan kepada warga bahwa kelompok yang selama ini terlibat dalam KKD ini bukanlah atas nama warga Citra Gran yang sempat terlontar dari Pak Rohadi, namun KKD ini adalah atas nama STIU Darul Hikmah. Hal ini dimaksudkan agar warga kenal dengan keberadaan STIU Darul Hikmah dan dapat menjadikan STIU Darul Hikmah sebagai salah satu sarana pendidikan pilihan. 

Hal selanjutnya yang disampaikan pada kata sambutan oleh ketua KKD adalah kilas balik kerja yang telah dilakukan dan bantuan yang telah diberikan. Tak lupa ketua KKD juga menyampaikan maaf atas kemungkinan yang tidak menyenangkan selama ini. Retno kemudian menutup sambutan ini dengan membaca bismillah sebagai tanda diresmikannya penyerahan segala bantuan.

Sambutan Dosen Pembimbing
Acara sambutan terakhir ditutup oleh Ustadz Ali Junnifar, yaitu pukul 10:45 sesuai jadwal. Beliau memulai membuka sambutannya dengan cerita sahabat Abu Darba  yang merawikan hadits tentang keutamaan menuntut ilmu dan kemudian menggiring warga untuk mencontoh mahasiswa KKD yang walaupun bukan pada usia belajar umumnya namun masih semangat belajar. Ustadz kemudian menghimbau agar warga mau menuntut ilmu paling tidak bersemangat untuk menghadiri talim agar menjadi hamba yang diampuni.  

"Seberapa kenal?"
Sebelum Ustadz Ali menutup kata sambutannya, kami semua mahasiswa KKD diminta untuk tampil ke depan menghadap warga. Kami pun, yang kali ini kekurangan satu anggota yaitu Sari yang sedang sakit, kemudian berdiri di depan. Entah apa yang akan dilakukan Ustadz terhadap kami. 

Ternyata Ustadz  mengadakan dialog interaktif terhadap warga mengenai pengenalan baik dari warga terhadap kami, maupun kami terhadap warga. Satu persatu nama kami ditanyakan kepada warga apakah mereka kenal, dan juga ditanya mengenai apa tentang kami yang mereka kenal. Hasilnya adalah bahwa mereka lebih kenal terhadap ketua ketimbang yang lain, walaupun beberapa dari kami ada yang mereka kenal nama, suara dan kadang karakter. Namun satu hal yang menghibur adalah bahwa sebelumnya ketika ditanya apakah mereka senang dengan kedatangan kami, spontan mereka menjawab senang. Akhirnya sesi yang mengkhawatirkan inipun berlalu.

Bingkisan
Selanjutnya adalah pembacaan doa penutup oleh Ustadz Ali Junnifar. Setelah itu, tim pelaksana memberikan kenang-kenangan kepada ketua DKM, Pak Rohadi, yang sudah banyak membantu pelaksanaan KKD. Juga pada Bu Rohani, ketua majelis taklim ibu-ibu masjid Al-Ikhlas, dan pada Ustadzah Umi secara simbolis karena hari itu berhalangan hadir.  

Hidangan dari Warga.
Setelah semua acara selesai dan di tutup dengan doa pada pukul 11.30, Nanin selaku pembawa acara, mempersilahkan warga untuk menuju area bazar yang berlokasi di luar masjid, dan mempersilahkan Ustadz Ali, Pak Rohadi dan Ustadz Hidayatullah untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan. 

 Bazar Murah Meriah
Sementara Ustadz Ali dan pengurus mesjid menikmati hidangan, ibu-ibu langsung menyerbu lokasi bazaar. Suasana langsung terlihat seperti pasar kaget, semua memilih dengan semangat mengingat memang banyak pakaian yang masih dalam kondisi sangat baik. Dijual dengan harga sangat murah, yakni berkisar dari Rp 500, Rp. 1.000, Rp. 2.000, Rp. 5.000. 

"Ini bonekaku..."
Barang yang dijajakan tidak hanya pakaian, namun juga tas wanita, dan boneka. Karena boneka adalah barang langka, maka bonekalah yang terlebih dahulu habis. Barang selanjutnya yang cepat laris adalah gamis, disusul dengan pakaian wanita dan anak-anak. Ketika sudah mulai pukul 13.00 baju sudah mulai sedikit maka harga pun diturunkan menjadi Rp 1.000 untuk 5 potong. Ketika sudah waktu akan pulang, dan masih tersisa beberapa potong pakaian maka pakaisan yang tersisa ini pun diinfaqkan kepada siapa saja yang membutuhkan. 

Antusias Membeli
Ada sedikit catatan yang cukup mengharukan, ketika barang tersisia dengan harga Rp.1.000 untuk 5 potong, yaitu ketika beberapa penjaja yang lewat lokasi bazaar juga turun membeli, tukang sate langsung dengan gembira mengambil 5 potong untuk sholat dan jualan katanya. Begitu pula dengan tukang jaja sapu lidi. Sempat ada warga yang berujar, “kapan ada lagi”. Ada juga warga yang sengaja mengumpulkan pakaian untuk memberikan pada orang yang sering perlu pakaian. 

Sebagian ibu-ibu yang telah selesai belanja di lokasi bazar kembali ke mesjid untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan. Kami pun makan bersama dengan warga dalam suasana yang lebih santai. Sementara ibu-ibu yang lain masih sibuk di lokasi bazaar memilih-milih. Sehingga makan siang tidak sekaligus bersama-sama, namun bergantian. 

Akhirnya, pada pukul 13.30 kami pun berkemas-kemas pulang. Sebelum pulang kami sempatkan ke rumah Pak  RW 007 untuk pamit dan mengantarkan bingkisan. Namun, karena Pak RW dan istri tidak di tempat, kamipun memanfaatkan waktu sambil menuju kendaraan berputar melihat lokasi sekitar masjid. 

Terdapat banyak losmen ataupun kontrakan petakan yang menurut Retno, ketua KKD yang tinggal di seberang lokasi, juga Pak Rohadi, ketua DKM Al-Ikhlas, banyak dihuni wanita tunasusila dan berpraktek di beberapa bangunan sekitar masjid. Sungguh ini merupakan tantangan dakwah yang tidak mudah bagi siapapun yang akan meneruskan kegiatan KKD kami ini. Terbayang wajah ibu-ibu yang dengan antusias mendengarkan taklim selama ini serta anak-anak yang masih bersih dari pengaruh buruk.

Semoga Allah memberikan kekuatan bagi kita semua untuk tidak berhenti sampai di sini dalam berdakwah di sini dan di manapun sesuai kemampuan masing-masing agar kita semua termasuk orang yang dimudahkan hisabnya bahkan mungkin termasuk yang tidak dihisab. Amiiin ya Allah…###

Saturday, April 26, 2014

HARI KE-7: Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Aneka Lomba, Pembagian Sembako, Kunjungan ke Warga

Registrasi
Penanggung Jawab Harian: Dian
------

Sinar mentari sudah menyilaukan mata ketika saya bersama Mira, Nanin dan Far' ah (putri Nanin), meluncur membelah kelengangan pagi menuju lokasi KKD pada pukul 6.15. Kami berangkat dari Jl. Ayat, Pondok Gede menembus tol yang sepi, dan sampai di Masjid Al-Ikhlas jam 6.47. Kami adalah kloter yang pertama tiba. Alhamdulillah.

Terbayang di benak saya agenda acara yang padat hari itu, dan sudah beberapa hari terencana dalam untuk mengatur waktu antara tugas kkd dan tugas yang lain. Antara menjadi penanggung jawab sebagian makanan ringan yang harus siap lebih pagi, penanggung jawab harian,  penanggung jawab acara, pembawa acara, penanggung jawab pembagian sembako dan berkunjung ke rumah warga sekitar masjid... Ya Rabb, kemudahan hanyalah milik-Mu, jadikan semuanya mudah dan Engkau rida dengan semua yang kami lakukan.

Persiapan tempat dan permintaan sekretaris kkd, Nesia, untuk mengirim rundown acara, terhenti dengan insiden kecil. Cucu dari kakak ketua DKM, Rohadi, yang melepaskan hajat di sayap kiri masjid. Najis berceceran... Sudah mengingatkan orangtuanya, tapi karena tidak ada yang merespon, jadilah awal pagi itu dimulai dengan aksi mensucikan masjid dari najis..

Selanjutnya satu persatu anggota tim pelaksana hadir. Sari, Nesia, Retno, Jumlia , Amalia, Erna. Lalu tim mengatur tempat pengobatan gratis, di sayap kanan teras masjid, berurutan dari meja registrasi, meja pengukuran tekanan darah, lalu tempat pengukuran berat badan, kemudian meja tebus resep dan meja konsultasi dokter.

Bagian Pemeriksaan
Sementara di sayap kiri teras masjid digelar tempat registrasi lomba dan pemutaran film. Bagian dalam masjid dijadikan sebagai tempat lomba mewarnai dan lomba baca Al-Qur'an.

Mira menggawangi registrasi dewasa yang selanjutnya dibantu Selena yang meski masih kurang sehat bergabung belakangan. Sementara Sari, Nanin, Erna registrasi anak-anak dan remaja.

Pendokumentasian Pembukaan
oleh Andi Muhyiddin
Pukul 8.02 saya membuka acara di dalam masjid. Mundur 22 menit dari rencana karena menunggu kehadiran peserta agar lebih banyak. Ustadzah Ummi lalu memimpin pembukaan acara dengan doa untuk semua yang hadir dan Tim Pelaksana agar lancar dan sukses. Beliau melanjutkan dengan memimpin pembacaan Al-Fatihah bersama.

Sedikit berbeda dengan pembukaan acara KKD sebelumnya, pada kali ini dilakukan penyerahan secara simbolis perpustakaan kepada ketua DKM, Rohadi. Perpustkaan ini terdiri atas 173 buku dan sudah diinventarisasi Nesia, Selena, bersama remaja masjid.

Selanjutnya adalah penyerahan simbolis mukenah untuk masjid Al-Ikhlas yang diwakilkan oleh ketua tim pelaksana, Retno, kepada ketua majelis ibu-ibu Masjid Al-Ikhlas, Rohani.

Pengarahan Lomba
Pembukaan acara tersebut diakhiri dengan pengumuman tata cara lomba oleh Ernawati dan Nanin, yang sekaligus menginformasikan agar semua peserta kumpul kembali jam 1000.-10.30 untuk pengumuman peserta lomba terbaik, penyerahan hadiah, kenang-kenangan dan penutupan.

Pengobatan gratis dimulai sejak pukul 08:15. Dokter Endi dan tim takaful yang terdiri atas dua orang. Salah seoarang petugas, Juarti, bertugas di bagian obat. Satu orang lagi bernama Bahrul, bertugas di bagian pengukuran tekanan darah. 

Pemeriksaan Pasien
Tim Pelaksana aktif turut membantu pemeriksaan. Jumlia di bagian data pasien, Amalia di bagian penimbangan berat badan, Retno dan Nesia di bagian tensi.


Lomba Menggambar
Pada pukul 08:26 saya menyerahkan acara dalam masjid kepada penanggung jawab lomba, Ernawati. Lomba menggambar diikuti 11 anak dengan usia tk dan SD kelas 1.

Mereka mewarnai gambar katak besar. Selain itu, di lomba bacaan surat pendek, ada 10 anak usia kls 1-2 SD yang berpartisipasi. Ssurat yang dilombakan adalah dari Al-Maun sampai dengan An-Naas. Saya lalu beralih ke bagian sembako, menerima kupon bertanda sembako dibantu Rohani, dan menyerahkan sembako yang terdiri atas 3 kg beras, 1kg gula, 1 liter minyak goreng, sekaleng susu kental manis, sebungkus mie kering, dan sekotak teh celup. Paket sembako ini diberikan kepada 32 lansia dan 9 anak yatim. 

Menunggu Giliran
Suasana di teras masjid riuh oleh remaja putri yang menunggu pelaksanaan lomba "Ranking 1", juga ibu-ibu yang menunggu giliran diperiksa.

Tepat pada pukul 09:20, lomba mewarnai dan  baca Al-Qur'an sudah selesai. Giliran anak-anak remaja yang mendapat kesempatan saling mengadu pengetahuan dalam lomba ranking 1.

Peserta hanya menunjukkan kertas yang bertuliskan B atau S untuk setiap pertanyaan benar-salah. Banyak yang salah memahami pertanyaan, entah karena grogi atau lupa. Misalnya, untuk pernyataan "Salah satu yang membatalkan puasa adalah menangis," banyak yang mengangkat kertas berhuruf "B" yang berarti pernyataan itu benar. Ada sekitar 10 pertanyaan yang menyisakan 3 orang di akhir soal ke 10.

Kunjungan ke Warga
Alhamdulillah , sambil menunggu juri merekap nilai, jam 09:50 saya, Nanin, Nesia, dan Julia diantar Rohani ke rumah warga sekitar, ditemani Andi, adik Nesia, yang bertugas mendokumentasikan dalam bentuk video.

Engkong dan Sumiati
Kami berkunjung ke rumah Engkong, seorang kakek berusia 82 tahun. Ia tinggal bersama anaknya, Sumiati. Mereka tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana, terdiri dari dua ruangan. Ruang depan berfungsi sebagai ruang tidur merangkap ruang penerimaan tamu. Ruang berikutnya adalah dapur dan kamar mandi. Engkong kena stroke setahun sebelumnya, tidak bisa jalan. Adapun Nenek Sumiati, mengidap diabetes. Ia membungkus telapak kakinya dengan serbet. Keduanya tidak bekerja karena keterbatasan fisik, yang membuat kami berpikir bagaimana mereka menghidupi diri mereka. Semoga keberkahan Allah limpahkan pada kakek nenek ini.

Nenek Meenah
Rumah kedua yang kami kunjungi adalah rumah Nenek Menah. Seorang janda dengan 6 orang anak. Ia adalah seorang pengrajin kipas bambu. Suaminya sudah wafat beberapa tahun sebelumnya, dan suaminya dahulu juga pengrajin kipas bambu yang biasa digunakan tukang sate.  Nenek Menah yang masih terlihat kecantikan masa mudanya ini bercerita dengan ceria dalam bahasa Sunda, tentang kipas bambunya yang dihargai orang empat ribu rupiah setiap 10 lembarnya. Jika hatinya sedang tenang ia bisa membuat 10-12 kipas sehari, tapi kalau sedang sedih karena mengenang suaminya, ia hanya bisa membuat tiga di antara derai air mata.

Kunjungan ke rumah warga harus kami akhiri, karena teman-teman di masjid sudah mengirimkan pesan berkali-kali agar segera kembali untuk mengikuti pengumuman para pemenang dan pembagian hadiah.

Pengumuman Pemenang
Jam menunjukkan pukul 10.15 ketika pengumuman para pemenang dimulai. Peserta mewarnai terbaik pertama, kedua dan ketiga adalah Karina, Bunga dan Angga. Adapun untuk lomba surat pendek, pemenangnya adalah Zulfa, Akbar dan Ade. Sedangkan lomba "Rangking 1" diraih olehTrengginas.

Juri lomba menyerahkan hadiah bagi para pemenang. Namun, tim pelaksana juga menyiapkan suvenir untuk semua peserta, berupa alat tulis.

Pemenang lomba menggambar.
Ditengah acara penyerahan hadiah, saya diberitahu oleh salah satu bapak-bapak yang hadir bahwa juara pertama bacaan Al-Qur'an, Zulfa, mempunyai banyak hafalan Al-Qur'an.  Beliau minta agar Zulfa bisa tampil, untuk memotivasi dirinya dan hadirin yang hadir agar semangat menghafal Al-Quran. 

Sebelum Zulfa tampil, terlebih dulu ada sesi foto bersama tim pelaksana dan tim takaful, DKM Al-Ikhlas, dan fotografer. Juga ada sesi pemberian tanda mata kepada tim takaful.

Foto Bersama
Setelah itu Zulfa tampil dengan bersahaja melantunkan hafalan surat An Nuur dari ayat 35-40, lancar, tajwid benar dan mad nyaris sempurna. Semoga ke depan semakin fasih bacaannya.

Ayah Zulfa lalu berbagi pengalaman mengajarkan putrinya menghafal. Luar biasa, maha suci Allah yang memberi dorongan seorang Zainuddin, marbot masjid, mampu mengajarkan putrinya hingga hafal juz 30, dan beberapa surat lainnya, seperti al Waqiah, ArRahman dan AnNuur. Semoga bisa diikuti oleh orangtua yang lain.

Acara diakhiri dengan doa penutup oleh Nurrohman, guru remaja Masjid Al-Ikhlas, dan majelis ditutup dengan doa kafaratul majelis, tepat pada pukul 10.57.

Alhamdulillah semua berjalan sesuai rencana, lancar , Allah mudahkan semua anggota tim pelaksana untuk bersinergi, bekerja sama dan sigap. Bisa dikatakan tidak ada kendala.

Selanjutnya tim pelaksana berbenah dan makan siang bersama. Masih ada acara tambahan, yaitu penyerahan sebagian dana perbaikan infrastruktur masjid senilai 5 juta rupiah kepada DKM majsid, Rohadi.

Jam 11.30 tim kkd meninggalkan Masjid Al-Ikhlas, dengan rasa syukur, Alhamdulillah ya Allah, Engkaulah yang memudahkan semua urusan kami. Jadikan semua itu menjadi tabungan amal sholeh kami, di akhirat kelak. ###

HARI KE-6: Taklim Umum: Menuju Keluarga Muslim, Keluarga Mandiri, Keluarga Bahagia

Penanggung Jawab Harian: Nanin Suryani
-------------


Pembawa Acara
Acara hari ini agak berbeda dengan yang sebelumnya, bisa dikatakan spesial karena bentuknya taklim umum dengan tema Menuju Keluarga Muslim, Keluarga Mandiri, Keluarga Bahagia, dengan pembicara KH. DR. Ahzami Samiun Jazuli. 

Undangan ke seluruh warga disebarkan sejak sepuluh hari sebelumnya, Rabu, 26 Maret, yakni pada hari ke-3 pelaksanaan KKD. Selain dengan dibagikan langsung ke warga yang hadir saat itu, undangan juga ditempelkan di mushollah dan masjid yang tersebar di RW 07, dengan bantuan DKM Al-Ikhlas. Selanjutnya, setelah berkoordinasi dengan warga khususnya ketua DKM, Rohadi, dan ketua majelis taklim ibu-ibu, Rohani,  tim pelaksana melakukan persiapan untuk menyambut jamaah sebanyak 250 orang. 

Kilas Balik KKD
Persiapan lain yang dilakukan sejak jauh-jauh hari dengan arahan dosen pembimbing, adalah konfirmasi dengan nara sumber, dan mempersiapkan teknis antar-jemput untuk meminimalkan hal-hal yang bisa menyebabkan acara terkendala.

Tim pelaksana bersiap-siap di lokasi satu jam sebelum acara dimulai. Untuk mengantisipasi kemungkinan nara sumber terlambat dihadirkan di lokasi, tim pelaksana menyiapkan sesi penayangan video foto, kilas balik kegiatan KKD selama lima kali pertemuan sebelumnya. Tata ruang juga diatur agak berbeda karena perkiraan warga yang hadir jauh berkali lipat dari pertemuan yang sudah-sudah. Di antaranya adalah disiapkan kipas angin di tiga titik, pojok kreasi anak dipindah ke lokasi yang agak lebih jauh dari tempat acara inti. 

Registrasi
Waktu shalat duhur tiba. Tim pelaksana beserta pengurus DKM melaksanakan shalat berjamaah. Selanjutnya, satu persatu warga berdatangan, disambut tim pelaksana di meja registrasi. Mayoritas mereka adalah ibu-ibu, remaja putri dan putra, namun tidak terlihat bapak-bapaknya kecuali yang memang bertugas sebagai panitia tambahan.

MC dan Tilawah
Pada pukul 12.35 acara dimulai dengan pembawa acara Rohadi.  Setelah itu acara dilanjutkan dengan tilawah Surat At-Tahrim ayat 1-6 oleh Nurrohman, pengajar remaja Masjid Al-Ikhlas.

Sementara itu, nara sumber, KH. DR. Ahzami Samiun Jazuli yang akrab disapa dengan Ustadz Ahzami, dikabarkan penjemput, Azhari, suami Nesia, sudah dalam perjalanan. 

Acara dilanjutkan dengan penampilan qosidah Remaja Al-Ikhlash selama 15 menit. Tim Pelaksana berkoordinasi dengan penjemput nara sumber, lalu memutuskan untuk mengisi acara selanjutnya dengan penayayangan video foto kilas balik lima pertemuan KKD oleh Nesia. Pada tayangan pertemuan ketiga, tepat pada pukul 13:05, Ustadz Ahzami yang ditunggu-tunggu tiba. Penayangan video dihentikan karena Ustadz segera shalat tahiyatul masjid, sementara tim melakukan persiapan tambahan untuk masuk ke acara inti. 

Ustadz Ahzami tiba di lokasi
Sebagai pendahuluan, pembawa acara membacakan biografi singkat Ustadz Ahzami. Lahir di Pati, Jawa Tengah, 1962. Menimba ilmu S1-S3 di Universitas Muhammad Ibnu Saud di Riyadh, Arab Saudi. Memiliki 10 orang putra-putri, mengajar di program paca sarjana UIN - Jakarta, juga sebagai ketua pengurus harian pondok pesantren Darul Hikmah, Bekasi. Di antara karya tulisnya adalah Menjelajah Kehidupan dalam Al-Qur'an dan Hijrah.

 Ustadz Ahzami mengawali ceramahnya dengan membaca Q.S. Al-Furqan ayat 74:

 وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً -٧٤ 

Artinya: "Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Ustadz memberikan taujih bahwa Allah سبحانه وتعالى telah memberikan acuan dalam hidup berumah tangga, yakni:
 
Taklim Umum bersama KH. DR. Ahzami S. Jazuli
    Wahdatul Masdar (kesatuan referensi kehidupan)

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah untuk manusia agar bisa hidup bahagia didunia bukan untuk menyusahkan, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Thoha 1-2: 

طه -١- مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى -٢- 

Artinya: "Thā Hā. Kami tidak Menurunkan al-Quran ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah;"
Suami istri harus berpedoman kepada Al-Qur’an dan mencontoh rumah tangga para nabi dan rasul. Meski demikian, masih banyak dari ummat Islam yang lebih tahu tentang rumah tangga para selebritis daripada rumah tangga para nabi, rasul dan para sahabat رضي الله عنه .


Warga Antusias Menyimak
Wahdatul Ghoyah (kesatuan tujuan)

Sebagaimana tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah ta'ala ( surat Adz- Dzariyat : 56). Suami dan istri harus mempunyai tujuan yang sama agar rumah tangga bahagia.

Imam Hasan Al-Basri ketika ditanya apa tandanya keluarga yang bahagia? Beliau menjawab bahwa tandanya adalah ketika suami dan anak-anak rajin ibadah. 
Jika tujuan berbeda, maka rumah tangga tidak akan langgeng.

Selain itu, tujuan berumah tangga adalah untuk menegakkan aturan-aturan Allah سبحانه وتعالى seperti dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah :229-230. 

الطَّلاَقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ وَلاَ يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَأْخُذُواْ مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئاً إِلاَّ أَن يَخَافَا أَلاَّ يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ تِلْكَ حُدُودُ اللّهِ فَلاَ تَعْتَدُوهَا وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللّهِ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ -٢٢٩- فَإِن طَلَّقَهَا فَلاَ تَحِلُّ لَهُ مِن بَعْدُ حَتَّىَ تَنكِحَ زَوْجاً غَيْرَهُ فَإِن طَلَّقَهَا فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَن يَتَرَاجَعَا إِن ظَنَّا أَن يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ وَتِلْكَ حُدُودُ اللّهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ -٢٣٠- 

Artinya: 
Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali. (Setelah itu suami dapat) menahan dengan baik, atau melepaskan dengan baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali keduanya (suami dan istri) khawatir tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu (wali) khawatir bahwa keduanya tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah, maka keduanya tidak berdosa atas bayaran yang (harus) diberikan (oleh istri) untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang zalim. 

Kemudian jika dia menceraikannya (setelah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya sebelum dia menikah dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (suami pertama dan bekas istri) untuk menikah kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah ketentuan-ketentuan Allah yang Diterangkan-Nya kepada orang-orang yang berpengetahuan.
Suami bekerja mencari rizki yang halal dan istri di rumah menjaga kehormatan keluarga.

Menjadikan Rumah sebagai Tempat Rekreasi 

Menjadikan rumah sebagai tempat pulang, tempat berekreasi yang menyenangkan. Sehingga, semua anggota keluarga merasa nyaman berada di rumah sehingga tidak mencari kesenangan di tempat lain.

"Agar Rumah menjadi Surga..."
Lebih lanjut, Ustadz memberikan beberapa arahan bagaimana untuk mewujudkan slogan Baiti Jannati. Di antaranya adalah:

Pertama, suami hendaknya menjadi orang yang terbaik dalam keluarga, ia harus memiliki kelebihan dibandingkan istrinya. Kedua, jika timbul masalah atau pertengkaran, maka tidak boleh membiarkan kekeruhan itu berlanjut hingga lebih dari tiga hari. Ketiga, mengingat bahwa setiap kali ada perselisihan, yang terbaik adalah pihak yang lebih dulu mengembalikan suasana damai.

Membentuk Keluarga Mandiri

Suami bertanggungjawab pada keluarga dan mampu menafkahi mereka tanpa tergantung pada orang tua sebagaimana dalam surat At-Taubah ayat 105. Mampu mendidik anak-anak untuk bekerja mencari nafkah. 

Meneladani Manusia-Manusia Terbaik
 
Mempelajari kehidupan rumah tangga orang-orang sholeh dan menjadikannya sebagai cermin dalam berkeluarga. Wallahu a’lam

Hadiah bagi yang menjawab
Usai memberikan taujih selama 45 menit, Ustadz Ahzami menutup taklim dengan kembali menyebutkan Q.S. Al-Furqan: 83 yang mengandung doa. Ustadz mengatakan, jika doa sudah dibacakan lagi, itu pertanda acara sudah selesai. Ustadz pun segera meninggalkan podium, tanpa sesi tanya-jawab. 

Acara dilanjutkan dengan  penampilan qasidah remaja masjid At-Taubah. Setelah itu acara tanya-jawab dari Tim Pelaksana kepada warga yang berhadiah kenang-kenangan. Pertanyaannya seputar isi ceramah Ustadz Ahzami. Para peserta yang terdiri dari remaja putri dan ibu-ibu antusias berlomba-lomba menjawab pertanyaan. Wajah-wajah ceria tampak menyengarkan suasana siang menjelang sore saat itu. Tanya jawab berakhir pada pukul 14:30.

Qasidah Remaja Masjid
Dan untuk melengkapi suasana gembira, ketua DKM, Rohadi, kembali meminta remaja masjid Al-Ikhlas untuk memberikan suguhan qasidah sekali lagi. 

Untuk menambah kemantapan tausiyah hari itu, tim pelaksana menayangkan sebuah video singkat tentang rumaha tangga muslim sejati, berdurasi tujuh menit. 

Sementara itu, sebagaimana di pertemuan sebelumnya, anak-anak asyik bermain bersama di pojok kreasi anak. Alat gambar, beberapa mainan seperti puzzle, menambah keceriaan mereka. Pelataran masjid yang luas itu terasa hidup dengan tingkah dan tawa mereka. 

Kreatifitas Anak-Anak
Masih tersisa waktu sebelum masuk waktu ashar, Ernawati mengisi dengan memberikan pengumuman dan pengarahan tentang rencana pertemuan hari ke-7, di mana salah satu acara utamanya adalah diselenggarakannya berbagai macam lomba untuk anak-anak dan remaja. Hari itu juga, beberapa peserta sudah langsung mendaftarkan dirinya. 

Selesai sudah rangkaian acara itu, Rohadi menutup dengan doa kafaratul majelis. Alhamdulillah jamaah yang hadir tercatat 108 orang.